Monday, May 22, 2006

Teguh pada Ahlusunnah wal Jama'ah

Segala puji bagi Allah ta'ala yang memberi petunjuk dan hidayah serta menunjuk jalan cahaya islam yang benar. Kita bermohon kepada-Nya agar terus memberikan hidayah dan petunjuk hingga akhir hayat dan jauhi segala kesesatan. Selawat serta salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad sallahua'laihiwassalam yang di utuskan membawa rahmat bagi sekalian alam. Wa ba'du.

Melihatkan pelbagai bentuk penyelewengan yang menyerang umat Islam sekarang ini telah mengetarkan jiwa-jiwa para dai’e untuk bekerja keras bagi memikirkan jalan terbaik untuk mengatasinya. Tidak cukup dengan serangan berbentuk fizikal yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam, umat Islam juga turut di serang dari segi akidahnya juga. Segala bentuk penyelewengan akidah yang dilakukan oleh dajjal-dajjal untuk menyesatkan umat Islam daripada memahami ajaran Islam yang sebenar yang di bawa oleh Rasulullah sallahua'laihiwassalam dan di sambung oleh para sahabat beliau Radiyallahu a'nhum sudah dapat dilihat di mana-mana.

Maka sudah pastilah ianya akan menyebabkan umat Islam terpaksa membentengkan diri dengan bentengan yang kuat agar dapat menepis segala bentuk serangan yang ada. Kita bermohon pada Allah ta’ala agar diberikan jalan petunjuk sehingga akhir hayat, seperti mana Firman-Nya, "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati kecuali dalam keadaan Islam". (Ali-Imran: 102). Begitu juga kita bermohon agar dijauhi segala bentuk kesesatan setelah menerima hidayah-Nya, Firman Allah ta'ala, "Ya Allah, janganlah engkau palingkan hati-hati kami setelah engkau memberi kami hidayah". (Ali Imran: 8).

Maka sudah pastilah umat Islam diseru agar kembali kepada prinsip-prinsip akidah ahlusunnah wal jama'ah yang dijamin oleh Rasulullah sallahua'laihiwassalam agar tidak terpesong dari jalan kesesatan, sepertimana yang diterangkan oleh Rasulullah kepada para sahabat di dalam sebuah hadis, sabda Rasulullah "Telah berpecah kaum Yahudi menjadi tujuh puluh satu golongan, dan telah berpecah kaum Nasara menjadi tujuh puluh dua golongan, sedang umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Maka kami (sahabat) pun bertanya, siapakah yang satu itu ya Rasulullah ..? , beliau menjawab: iaitu barangsiapa yang berada pada apa-apa yang aku dan para sahabatku jalani hari ini". (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi 5/2641 dan Al-Hakim di dalam Mustadraknya I/128-129)

Peringatan yang diberikan oleh Rasulullah sallahua'laihiwassalam di dalam hadis di atas tersebut agar berpegang teguh kepada ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah sallahu'alaihiwassalam dan dilalui oleh para sahabat baginda sudah pasti menjamin jalan yang selamat yang jauh dari segala bentuk kesesatan. Inilah yang yang telah digariskan oleh para ulama Ahlusunnah wal Jama'ah yang menyeru kepada umat Islam untuk berpegang teguh dengan ajaran yang mengikuti ajaran Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya baik dalam hal keyakinan, amalan mahupun ucapan.

Kita juga haruslah bersatu di atas Al-Quran dan Assunnah kerana ianya merupakan perintah Allah ta'ala dan Rasulullah sallahua'laihiwassalam. Firman Allah ta'ala, "Dan berpegang teguhlah dengan tali Allah seluruhnya dan jangan kalian berpecah belah ...” surah Ali Imran ayat 103. Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku tinggalkan sesuatu untuk kalian. Bila kalian berpegang teguh dengannya maka kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku” (HR Imam Malik). Maka di dalam memahami Al-Quran dan As-sunnah kita juga harus memahami dengan pemahaman Salaful Ummah.

Untuk memahami pemahaman Salaful Ummah ini maka hendaklah kita merujuk ulama-ulama yang berpegang dengan prinsip ahlu sunnah wal jama'ah yang berdiri di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah sallahu 'alaihi wassalam, dan juga pemahaman para sahabat radiyallahu ''anhum. Sepertimana sabda rasulullah sallahu 'alaihi wassalam “Sesungguhnya barang siapa yang masih hidup sepeninggalku nanti, ia akan melihat perbezaan prinsip yang banyak sekali, untuk itu wajib bagi kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafa Arasyidin yang mendapat petunjuk, peganglah erat-erat dan gigitlah dengan gigi geraham dan jauhilah perkara baru dalam agama, kerana setiap perkara baru dalam agama itu bid’ah dan setiap bidah itu sesat.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Inilah prinsip persatuan umat yang harus dijadikan sebagai pegangan.

Oleh itu, hendak kita dan umat Islam keseluruhan mengoreksi diri kembali. Bentengilah diri dengan benteng yang menjamin keselamatan di dunia dan akhirat. Jauhilah dan banteraslah segala bentuk ajaran yang membawa kepada kesesatan. Kembalilah merujuk kepada Al-Quran dan As-sunnah dengan pemahaman yang sebenar dengan merujuk kepada para ulama yang berpegang teguh dengan prinsip yang dinyatakan tadi. Kita berdoa pada Allah ta'ala agar diberikan petunjuk dan hidayah agar dapat kita kembali kepada -Nya dengan berada pada jalan yang diredhai-Nya. wallahua'lam.